Minggu, 06 September 2015

WAHAI, HAMBAKU, BERDOALAH KEPADAKU






Kita buka surat yang pertama dalam Al Qur’an dari Surat Al Fatihah. Kita dapatkan doa yang paling utama secara mutlak adalah doa meminta agar kita diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus dan agar dijauhkan dari dua jalan: jalan orang-orang yang sesat dan jalan orang-orang yang Allah subhanahu wa ta’ala benci. Akhir surat di dalam Al Qur’an, Surat An Naas, juga terdapat doa permintaan manusia agar Allah subhanahu wa ta’ala melindungi mereka dari kejelekan makhluk-makhluk yang membisikkan kejelekan pada dada-dada manusia, baik makhluk dari kalangan jin ataupun manusia.


Al Qur’an diawali dengan doa dan diakhiri dengan doa. Ini menunjukkan kedudukan doa yang tinggi di dalam Islam. Allah subhanahu wa ta’ala memuji para nabi, orang-orang shalih dari hamba-hambaNya disebabkan perhatian mereka terhadap doa, senantiasa berlindung dan mengembalikan perkara kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,


فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“Maka, Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami.” (QS. Al Anbiya’: 90)



Dan juga di ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,



تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفاً وَطَمَعاً وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ

“Lambung mereka jauh dari tempat tidur mereka dan mereka selalu berdoa kepada Rabb mereka dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa yang kami rejekikan.” (QS. As Sajdah: 16)


Doa adalah ibadah yang harus kita murnikan untukNya. Tidak boleh bagi seorang hamba meminta pada perkara yang tidak dapat mengabulkannya, kecuali Allah subhanahu wa ta’ala, baik dari meminta rejeki, mudahnya urusan dunia, selamatnya dari azab neraka, dan yang lainnya. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala perintahkan hambanya untuk berdoa hanya kepadaNya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,



وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Rabb berfirman, ‘Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’. Sesungguhnya, orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk Jahannam dalam keadaan hina.” (QS. Al Mukmin: 60)


Dalam hadits, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menegaskan, dari sahabat Nu’man bin Bisyr, “Doa itu adalah ibadah.” (HR. At Tirmidzi, disahihkan oleh Syaikh Al Albani)


Bahkan dalam hadits yang lain Beliau bersabda, “Seutama-utama ibadah adalah berdo’a.” (HR. Hakim dihasankan oleh Syaikh Al Albani)


Maka, siapa saja meminta dan berdoa kepada selain Allah, ia telah melakukan penyekutuan dalam beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Siapa saja yang dia minta tidak dibedakan, apakah yang ia minta dan berdoa itu kepada malaikat, para nabi, orang-orang shalih, atau selainnya.


Berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala adalah ibadah yang besar. Seorang hamba akan dapat terhindar dari kejelekan, mendapatkan apa yang diinginkan dengan berdoa kepada Allah, mendapat kebaikan-kebaikan di dunia dan di akhirat.


Allah subhanahu wa ta’ala suka mendengar hamba-hambaNya meminta, mengadu, memanggil dengan nama Allah yang baik, berkeluh-kesah kepadaNya, mencurahkan segala permintaan kepadaNya. Sebaliknya, Allah subhanahu wa ta’ala marah terhadap orang-orang yang sombong, tidak pernah meminta dan berdoa kepadaNya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang tidak meminta kepada Allah, Allah marah kepadanya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani)


Berbeda dengan seorang hamba, jika diminta oleh sesamanya, ia akan marah. Maka, kenapa seorang hamba sombong dan enggan untuk berdoa kepada Allah, mengentengkan dalam masalah doa? Padahal, seorang hamba sangat butuh kepada Allah dan tidak dapat terlepas dari pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala, walau sekejap mata, karena kita akan senantiasa butuh kepada Allah dalam urusan dunia dan akhirat.


Berdoa adalah ibadah yang ringan. Mudah untuk hamba melakukannya. Mampu bagi hamba untuk berdoa dalam setiap keadaannya. Oleh karena itu, disyariatkan di dalam Islam untuk berdo’a ketika keluar rumahnya, naik kendaraan, berjalan, hendak makan, masuk dan keluar wc, dan keadaan lainnya dari sejak bangun tidur sampai hendak tidur kembali disyariatkan berdoa. Begitulah yang dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak terlepas dari doa dalam kesehariannya.


Sebab doa, bahkan, dapat dilakukan oleh seorang muslim, walau ia dalam keadaan berbaring. Tidak ada kesulitan sedikit pun untuk melakukannya. Dan siapa saja yang tidak mampu untuk berdoa kepada Allah, ialah selemah-lemah hamba. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu untuk berdoa.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad dan disahihkan oleh Syaikh Al Albani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar